Sabtu, 27 Desember 2014

UPACARA ADAT SIRAMAN PUSAKA KANJENG KYAI UPAS DI TULUNGAGUNG


Upacara Adat Siraman Pusaka Kanjeng Kyai Upas di Tulungagung











NAMA LAIN:

JAMASAN PUSAKA KANJENG KYAI UPAS

LOKASI:
Propinsi
:
Jawa Timur
Kab/Kota
:
Kab. Tulungagung
Kecamatan
:
Tulungagung
Desa/Kel
:
Kepatihan
Dusun/Jalan
:

Kode Pos
:

Koordinat BT
:
0
º
0
m/s
UTM-X:
0
Koordinat LS
:
0
º
0
m/s
UTM-Y:
0
PETA
:
Kategori
:
Adat-istiadat masyarakat
Kondisi
:
Masih bertahan
Upaya Pelestarian
:
Sudah ada upaya pelestarian/perlindungan
Upaya Promosi
:
Sejarah singkat:
Kanjeng Kyai Upas adalah pusaka yang berbentuk tombak yang panjang bilahnya 35 cm, dan panjang landheyan atau tangkainya 5 meter. Pada pangkal bilahnya ada tulisan berwarna emas dari bahan emas dengan huruf  Arab yang berbunyi “Allah”. Kanjeng Kyai Upas diberi lurup atau ditutup berlapis-lapis dengan kain cindhe.
Menurut legenda dan kepercayaan masyarakat pendukungnya, dinyatakan bahwa bilah Kanjeng Kyai Upas berasal dari lidah seekor ular naga dan landheyannya berasal dari badan seekor ular naga yang bernama Baru Klinthing. Pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas ini berasal dari Mataram yang dibawa Oleh Raden Mas Tumenggung Pringgodiningrat, putra dari Pangeran Noyokusumo di Pekalongan yang menjadi menantu Sultan Hamengku Buwono II, ketika beliau menjadi Bupati Ngrowo yang sekarang dikenal dengan Tulungagung.
Uraian/Deskripsi singkat:
Pusaka Kanjeng Kyai Upas dipelihara dengan baik oleh Bupati Ngrowo atau Tulungagung Raden Mas Pringgo Kusumo secara adat dan turun temurun. Pusaka ini sumare atau ditempatkan di Gedhong Pusaka di Dalem Kanjengan Kepatihan Kecamatan Kota Tulungagung, Kabupaten Tulungagung. Setiap hari Kamis  oleh Kyai Emban diberi sesaji dan diberi lampu cuplak dengan minyak jarak dan sambil membakar kemenyan. Pada saat ini yang memelihara pusaka tersebut Bapak Raden Mas Indronoto, salah satu keturunan keluarga Raden Mas Pringgo Kusumo.
Tujuan upacara adat siraman pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas adalah untuk pemeliharaan secara tradisional, sehingga diharapkan dengan pemeliharaan ini pusaka tombak Kyai Upas akan tetap ampuh, tidak rusak dapat melindungi masyarakat pendukungnya akan adanya gangguan atau bencana yang akan menimpanya. Secara logika sekarang bahwa dengan siraman itu pusaka akan terpelihara tidak berkarat, tidak rusak, karena dibersihkan dan diolesi dengan warangan yang merupakan racun yang dapat mematikan bakteri perusak.
Upacara adat Siraman Pusaka Kanjeng Kyai Upas di Tulungangung dilaksanakan setiap tahun sekali, yaitu bertepatan pada hari Jumat  antara tanggal 11 sampai 20 bulan Sura. Puncak upacara dilaksanakan pada hari Jumat dengan mengambil waktu pukul 09.00 – 11.00 atau sebelum sholat Jumat..
Tempat pelaksanaan siraman Kanjeng Kyai Upas di Dalem Kanjengan, Kepatihan, Kecamatan Kota  Tulungagung. Di tempat ini pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas sumare ‘disimpan’.
  http://www.javanologi.info/sib/index.php?page=detail&hal=karya&kode=BUD-00004


Tidak ada komentar:

Posting Komentar